Perilaku konsumen adalah salah satu studi yang dapat meningkatkan loyalitas konsumen. Pelajari definisi, faktor dan cara menerapkannya dalam bisnis disini.
Agar produk lebih mudah dipasarkan, Anda membutuhkan sebanyak mungkin informasi tentang pasar, salah satunya adalah info tentang perilaku konsumen. Apa pengertian perilaku konsumen? Apa saja faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen? Bagaimana cara menerapkan informasi tentang perilaku pembeli Anda ke dalam bisnis?
Perilaku konsumen adalah ilmu yang membahas bagaimana konsumen memahami bahasa marketing, mempertimbangkan produk, melakukan keputusan beli, dan mengulang pembelian. Singkatnya, pengertian perilaku konsumen adalah ilmu tentang tingkah laku konsumen sejak sebelum beli (pre-purchasing) sampai setelahnya (post-purchasing).
Sebagai pebisnis, mengetahui bagaimana cara konsumen berpikir dan membuat keputusan sangatlah penting. Dengan demikian, kita bisa memprediksi bagaimana sifat konsumen secara keseluruhan dan membuat strategi pemasaran paling sesuai untuk mereka.
Setelah membahas pengertian perilaku konsumen, kali ini kita akan membahas keuntungan mempelajari ilmu ini, terutama bagi pebisnis seperti Anda. Adapun manfaat mempelajari perilaku pembeli adalah sebagai berikut.
Mengetahui Produk Paling Tepat untuk Dijual
Manfaat pertama mempelajari perilaku konsumen adalah mengetahui produk paling tepat untuk diproduksi dan dijual. Dalam proses mengambil keputusan, biasanya konsumen menyingkirkan brand-brand lain dan memilih hanya satu produk. Dengan mengamati perilaku tersebut, kita dapat menyimpulkan bagaimana karakter konsumen kita, dan produk apa yang paling sesuai bagi mereka.
Sebagai Bahan Menyusun Strategi Marketing
Manfaat selanjutnya mempelajari perilaku konsumen adalah mengumpulkan data guna menyusun strategi marketing. Semakin lengkap data kita kumpulkan, akan semakin akurat strategi marketing yang dibuat. Sama halnya dengan data perilaku pembeli produk. Jika Anda tahu bagaimana karakteristik konsumen, produk kesukaan, dan cara mereka mengambil keputusan beli, Anda akan makin mantap menyusun strategi pemasaran untuk mereka.
Menumbuhkan Loyalitas Konsumen
Loyalitas konsumen terhadap produk adalah hal penting bagi seorang pebisnis. Dan salah satu cara menumbuhkan loyalitas ini adalah dengan memahami konsumen sebaik mungkin. Jika Anda mempelajari perilaku pembeli produk secara mendalam, Anda akan paham bagaimana cara terbaik memuaskan mereka.
Setelah membahas pengertian perilaku konsumen dan manfaat mempelajarinya, kali ini kita akan membahas tipe-tipe perilaku pembeli produk Anda, yaitu:
Complex-Buying Behavior
Complex-buying behavior adalah jenis konsumen yang membeli produk dengan harga sangat mahal, tapi intensitasnya jarang. Konsumen tipe ini biasanya sangat selektif, punya karakter dan latar belakang bermacam-macam, dan teliti. Beberapa contoh konsumen dengan complex-buying behavior adalah konsumen produk properti, kendaraan, perhiasan, dan asuransi.
Jika Anda menghadapi konsumen dengan perilaku seperti ini, Anda harus sabar, telaten, dan siap menjawab apapun pertanyaan mereka. Sediakan informasi apa saja yang ingin mereka dapatkan guna meyakinkan mereka membeli produk Anda.
Dissonance-Reducing Buying Behavior
Dissonance-reducing buying behavior adalah tipe perilaku pembeli produk yang sangat selektif, karena sudah punya ikatan emosional dengan brand tertentu. Biasanya ini terjadi jika dalam satu pasar, terdapat banyak brand dengan kualitas masing-masing. Contoh produk dengan tipe konsumen seperti ini misalnya produk fashion, mi instan, dan provider telekomunikasi.
Jika produk Anda memiliki konsumen tipe ini, kreativitas sangat dibutuhkan guna meyakinkan konsumen membeli produk Anda. Buat strategi pemasaran sedemikian rupa agar konsumen yakin produk Anda-lah yang sesuai dengan karakter/latar belakang mereka.
Habitual-Buying Behavior
Habitual-buying behavior adalah tipe perilaku pembeli produk yang membeli karena “terbiasa”, bukan karena punya ikatan emosional dengan brand produk. Tipe konsumen semacam ini biasanya dimiliki oleh produk-produk ritel pemenuh kebutuhan sehari-hari.
Sifat khas konsumen dengan habitual-buying behavior adalah mereka biasa mengenal produk dengan satu nama saja. Misalnya, konsumen ingin membeli “air putih gelas”, mereka tidak akan peduli apapun merk disodorkan ke mereka.
Jika ingin menyerang konsumen dengan sifat seperti ini, Anda perlu menyiapkan strategi distribusi produk yang baik. Usahakan produk selalu berada di display terdepan toko-toko pengecer agar konsumen mudah mengingat brand Anda.
Variety-Seeking Behavior
Tipe terakhir perilaku konsumen adalah variaty-seeking behavior, yaitu konsumen membeli secara acak, karena bosan dengan produk biasanya. Tipe satu ini tidak ada kaitannya dengan brand. Karena konsumen dengan variaty-seeking behavior membuat keputusan bukan berdasarkan ketidakpuasan terhadap produk tertentu.
Dibandingkan tipe-tipe sebelumnya, konsumen dengan sifat ini yang paling susah dibaca. Cara mengakali tipe konsumen pencari variasi adalah dengan memproduksi produk sejenis tapi dengan kemasan dan merk berbeda, tapi berada di bawah satu brand.
Setelah mempelajari pengertian perilaku konsumen dan tipe-tipenya, kali ini kita akan membahas beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu:
Faktor Personal
Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen pertama adalah faktor pribadi, misalnya loyalitas brand, pelayanan, atau kepuasan terhadap produk. Ini merupakan faktor perilaku dengan tingkatan tertinggi, karena konsumen memutuskan pembelian karena proses berpikirnya sendiri.
Faktor Sosial
Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen berikutnya adalah faktor sosial, misalnya karena status ekonomi atau lingkungan pertemanan/tempat tinggal. Semakin tinggi status ekonomi seseorang, umumnya pembelian yang dilakukannya bernilai makin tinggi pula. Tuntutan dari circle pergaulan juga mempengaruhi preferensi produk seorang konsumen.
Faktor Psikologis
Faktor terakhir yang mempengaruhi perilaku konsumen terakhir adalah faktor psikologis. Ini merupakan faktor perilaku paling sering dimanfaatkan untuk marketing. Beberapa contoh penerapan faktor psikologis ke dalam marketing misalnya diskon, harga coret, dan ukuran kemasan.
Setelah mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, kali ini kita akan membahas cara menerapkannya ke dalam bisnis, yaitu antara lain:
Sesuaikan Angle Marketing dengan Tipe Konsumen Produk
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, setiap produk memiliki sifat pembeli berbeda-beda. Sebelum memasarkan produk, jangan lupa mengingat karakteristik konsumen Anda.
Misalnya Anda menjual produk asuransi, usahakan menangani konsumen dengan baik dan sabar. Konsumen asuransi biasanya butuh waktu lama sebelum mengambil keputusan beli. Jika Anda terburu-buru, calon konsumen Anda pasti akan lari.
Bagi Konsumen Sesuai Segmen Tertentu
Cara berikutnya menerapkan ilmu perilaku konsumen adalah dengan membagi konsumen sesuai karakteristik tertentu. Cara ini ampuh diterapkan apabila Anda menjual produk general dengan konsumen bermacam-macam.
Sebagai contoh, Anda adalah pebisnis di bidang fashion. Anda dapat membuat produk fashion dengan menyesuaikan umur target pasar.
Terapkan Strategi Marketing yang Menyerang Psikologis
Cara selanjutnya untuk menerapkan ilmu perilaku konsumen adalah dengan menerapkan strategi marketing sesuai faktor psikologis konsumen. Di antara dua faktor perilaku lainnya, faktor psikologis adalah yang termudah diterapkan, apapun produk jualan Anda.
Sebagai contoh, Anda menjual produk T-shirt, topi, dan kacamata, dengan harga masing-masing Rp75,000, Rp35,000, dan Rp65,000. Daripada menjualnya secara terpisah, Anda dapat menetapkan harga T-shirt sebesar Rp175,000, dengan topi dan kacamata sebagai bonusnya.
Lakukan Riset Sentimen Terhadap Produk
Strategi berikutnya yang dapat Anda lakukan adalah dengan riset sentimen konsumen terhadap produk. Riset semacam ini biasanya perlu dilakukan secara berkala, minimal setahun 2 kali. Di dalam riset, Anda dapat mencantumkan pertanyaan-pertanyaan tentang pandangan konsumen terhadap beberapa produk dan preferensi pembelian mereka.
Bangun Hubungan Dekat dengan Konsumen
Strategi terakhir untuk menerapkan ilmu perilaku konsumen adalah membangun hubungan dekat dengan konsumen. Jika Anda dan pembeli akrab, mendapatkan informasi tentang persepsi mereka atas produk akan jadi lebih mudah. Bahkan lebih dari itu, mereka dapat memberi masukan terkait pembenahan yang diperlukan produk Anda.
Demikian penjelasan dari OCBC NISP tentang pengertian perilaku konsumen, tipe-tipe, faktor yang mempengaruhi, serta cara menerapkan ilmunya ke bisnis Anda. Semakin dalam pengetahuan tentang perilaku pembeli produk Anda, akan semakin mudah pula Anda dan tim dalam membuat strategi marketing. Jadi jangan sepelekan teknik ini dan segera terapkan ya!