Sebenarnya, mana yang lebih tepat? Apakah benar konsep dari work hard ini sudah menjadi overrated, dan mulai digantikan dengan work smart? Konsep manakah sebaiknya yang perlu kita terapkan?
Kita pasti sudah sering mendengar kalimat “hasil tidak akan mengkhianati usaha”, yang secara tidak langsung mengajarkan kita untuk selalu bekerja keras agar mendapatkan hasil terbaik sesuai harapan. Namun, konsep work hard ini pun mulai terasa sedikit overrated seiring waktu. Alih-alih work hard, orang-orang kini lebih masif menggaungkan work smart, sebuah konsep dimana kita bekerja dengan lebih efektif dan efisien. Selain itu, work smart juga bisa berarti suatu kondisi dimana kita memilih untuk lebih fokus kepada satu hal saja, bukan beberapa hal sekaligus.
Sebenarnya, mana yang lebih tepat? Apakah benar konsep dari work hard ini sudah menjadi overrated, dan mulai digantikan dengan work smart? Konsep manakah sebaiknya yang perlu kita terapkan?
Sebelum memilih konsep mana yang sebenarnya kamu gunakan, penting untuk memahami bahwa everyone is off into a different start. Titik awal yang diambil antara kamu dan orang lain tidaklah sama, karena itu sepertinya sedikit sulit jika kamu ingin menyamakan strategimu dengan orang lain. Tujuan atau target yang ingin kamu capai pada masa depanmu menjadi faktor penting untuk menentukan apakah kamu harus work hard atau work smart.
Ketika ditanya pendapatnya mengenai masalah ini, entrepreneur dan content creator Fellexandro Ruby menjawab, bahwa menurutnya terdapat fase-fase tersendiri bagi orang-orang untuk work hard ataukah work smart. “Kemungkinan besar, umur 20-an awal adalah fase dimana kita harus work hard. Itu yang harus kita lewatin. Kenapa? Ya karena pada umur-umur tersebut, kita tuh masih belum punya banyak pengalaman. Kuliah baru lulus, kerja pun baru 2-3 tahun. Jadi, pada masa itu kita cenderung lebih menukarkan waktu ketimbang knowledge dan experience kita, karena belum dihargai tinggi sama dunia,” Jelasnya. “Sedangkan, umur-umur 28 sampai 30-an adalah fase dimana kita mulai bisa masuk area work smart. Artinya, kita sudah lebih dihargai karena isi kepala kita, daripada waktu kita.” Tutur penulis buku You Do You tersebut.
Pada akhirnya, yang terpenting sebenarnya adalah mencari metode manakah yang paling cocok untuk kamu saat ini. Kenapa harus memilih antara work hard atau work smart, jika kamu bisa menggabungkan keduanya. Perbedaan situasi dan pemikiran setiap manusia yang kompleks membuat pengaturan strategi bagi setiap individu pun juga berbeda. Tidak ada salahya memilih untuk bekerja keras, jika memang itu yang kamu butuhkan untuk mencapai target dan mimpimu untuk saat ini. Dan tak ada salahnya pula jika memilih bekerja secara cerdik, jika memang itu bisa membantumu untuk tidak terlalu tenggelam dan terobsesi pada pekerjaan yang kamu lakukan. Yang perlu diingat adalah, cuma kita sendiri yang paham dengan kondisi dan kemampuan diri, bukan orang lain.