Memaparkan kesalahpahaman tentang pengelolaan finansial
Mendengar istilah “financial planning” itu terasa berat banget di telinga. Kedengarannya kayak istilah buat para konglomerat yang ke mana-mana pake setelan mahal. Kita jangankan baju bagus, sendal jepit yang udah pernah putus aja kadang masih disambung lagi.
Nah, kalo kamu mikir kayak gini, ini berarti kamu sudah termakan miskonsepsi mengenai financial planning. Padahal, financial planning itu tidak tergantung oleh level ekonomi manusia, melainkan hal yang wajib diketahui oleh semua orang dewasa. Ya, wajib.
Jangan salah. Orang yang duitnya banyak pun bukan berarti akan terbebas dari masalah finansial, lho. Ada banyak pula contoh orang kaya yang akhirnya jatuh miskin gara-gara mengabaikan prinsip financial planning. Itu orang kaya, apalagi kalo sebaliknya.
Makanya, mengenal financial planning ini bisa dibilang kebutuhan primer setiap orang.
Jadi, financial planning itu apa?
Singkatnya, financial planning adalah strategi untuk mengelola keuangan dengan efektif dan efisien. Efektif dalam artian dapat memenuhi semua kebutuhan kita, efisien dalam artian tidak ada uang yang keluar kecuali ada value-nya.
Financial planning juga biasa dipakai untuk proteksi keuangan di masa depan dan hari tua. Dana darurat, dana pensiun, adalah bagian yang tak terpisahkan dari financial planning.
Betul, financial planning ini bisa dibilang termasuk investasi jangka panjang, karena mengamankan keuangan kita untuk masa-masa yang tak terduga. Tapi, jelas yang namanya investasi itu hasilnya tidak instan. Kalau instan namanya pesugihan.
Apakah itu berarti financial planning hanya berbentuk investasi-investasi belaka?
Tentu saja tidak. Ini juga merupakan miskonsepsi yang sering terjadi. Investasi itu hanya salah satu instrumen yang bisa kita gunakan untuk mengamankan keuangan, tetapi itu bukan satu-satunya cara.
Mengatur pos pengeluaran, itu juga termasuk financial planning. Jaman sekarang ada banyak aplikasi yang bisa mengoptimalkan pos-pos pengeluaran ini, jadi kita bisa melakukan evaluasi setiap bulannya. Kita boros di bagian mana, jadi ketahuan.
Teknik lainnya yang juga umum adalah dengan bikin usaha. Nggak usah yang ribet-ribet kayak bikin startup. Kita dagang makanan di kaki lima itu juga termasuk berbisnis, lho. Ada perputaran uang di situ. Khususnya kalau kamu punya bakat jualan, jelas ini bisa menaikkan kapasitas keuanganmu. Termasuk financial planning juga.
Jadi, jelas, ya? Teknik untuk mengatur uang itu tidak cuma investasi.
Apa lagi prinsip yang wajib kita ketahui dalam financial planning?
Nah, dalam perencanaan keuangan, ada satu hal yang krusial banget kamu inget: jangan berpatokan sama standar orang lain. Ini, nih. Orang gagal merencanakan keuangannya seringkali juga gara-gara sirik sama tetangganya, temennya, sodaranya, dan lain-lain.
Akibatnya, banyak barang-barang yang tidak seharusnya kita beli, jadi masuk keranjang belanja. Temen punya hape 5G terbaru, langsung pengen beli hape 100G. Itu sinyal internetnya juga ngambil dari Galaksi Andromeda. Pokoknya pengen keliatan lebih gitu.
Ya, ngerti, sih. Orang Indonesia itu kompetitif banget. Tapi ya nggak gitu juga.
Merencanakan keuangan adalah komitmen seumur hidup, karena itulah diperlukan kedisiplinan dan kesabaran jika kamu ingin rencana keuangan ini berhasil dan berjalan dengan lancar. Atur prioritas. Nggak semua yang dimiliki orang harus dibeli juga, keleus.
Pastikan juga kamu tidak berutang demi kebutuhan yang sebenernya belum perlu-perlu banget. Contoh: berutang untuk memperbarui gadget, padahal gadget yang sekarang masih sangat capable menangani aktivitas sehari-hari.
Kuncinya adalah know your priority.