Memasuki tahun 2025, kita akan menghadapi serangkaian perubahan yang signifikan, didorong oleh pergeseran dinamika pasar dan kekuatan struktural yang lebih dalam. Meskipun kami tetap optimis terhadap aset berisiko, namun keberhasilan dari sebuah portofolio tetap membutuhkan strategi dan diversifikasi dalam pemilihan kelas aset yang sesuai dengan kondisi pasar yang terus berkembang. Beberapa tren berikut ini dapat mempengaruhi iklim investasi di tahun 2025;
Ekonomi Makro: Tahun Yang Diwarnai Dengan Volatilitas
Dengan kembalinya Presiden Trump ke Gedung Putih menandai perubahan signifikan dalam dinamika pasar. Ekonomi AS tampaknya akan mempertahankan pertumbuhannya pada tahun 2025, didorong oleh pendekatan ekonomi Trump yang mengutamakan Amerika. Pemerintahannya berencana untuk memperpanjang pemotongan pajak individu yang akan berakhir di tahun 2025, dan mereduksi tarif pajak perusahaan menjadi 21%. Selain itu, agenda deregulasi yang luas diharapkan dapat melonggarkan pembatasan bisnis dan meningkatkan kepercayaan konsumen, khususnya yang menguntungkan industri dalam negeri.
Meskipun kebijakan ini dirancang untuk mendorong pertumbuhan domestik dan meningkatkan pendapatan perusahaan, namun berkontribusi terhadap tekanan inflasi yang berkelanjutan. Misalnya, Trump mengusulkan untuk mengenakan tarif tinggi sebesar 60% pada ekspor China dan tarif universal sebesar 10% pada mitra dagang lainnya. Terkait imigrasi, ia bermaksud untuk menerapkan pembatasan yang lebih ketat yang dapat membatasi pasokan tenaga kerja dan berpotensi mendorong kenaikan upah. Sebagai tanggapan, kami memperkirakan Federal Reserve (Fed) akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi, dan menghentikan siklus pemotongan suku bunga di sekitar 4% pada awal tahun 2025.
Di Asia, tarif AS juga berpotensi menekan pertumbuhan negara-negara pengekspor besar termasuk China dan Jepang, sehingga memaksa pemerintah untuk mengambil lebih banyak tindakan guna mendukung ekonomi domestik mereka. Akan tetapi, masih banyak negara Asia yang juga diuntungkan terkait kebijakan Trump.
Prospek pasar Eropa lebih menantang. Tarif AS yang lebih tinggi dan berkurangnya komitmen AS terhadap keamanan regional dapat menekan pertumbuhan dan memperburuk defisit anggaran. Kami memperkirakan Bank Sentral Eropa (European Central Bank – ECB) akan memangkas suku bunga acuan hingga mencapai level 2% atau lebih rendah untuk mendukung ekonomi, meskipun hal ini dapat semakin melemahkan mata uang EUR.
Peluang Investasi di Tahun 2025
Berdasarkan pemaparan tersebut, kami melihat peluang yang menarik di beberapa area utama. Potensi pertumbuhan AS masih sangat menarik, didorong oleh pemotongan pajak dan kebijakan yang menguntungkan bisnis. Kami memperkirakan laba perusahaan akan tumbuh sebesar 16.5% dalam tahun 2025, sehingga akan mendorong S&P 500 menuju target 12 bulan kami pada level 6,530 (penutupan 2024 pada level 5,881.63). Kami optimis terhadap tiga sektor utama pada pasar ekuitas AS. Sektor Teknologi memimpin, dengan inovasi dari kecerdasan buatan dan semikonduktor. Sektor perawatan kesehatan (Healthcare) akan lebih diuntungkan dari populasi yang menua dan teknologi medis yang inovatif. Sektor Konsumsi dapat berkembang pesat dari kuatnya belanja domestik dan stimulus ekonomi.
Pasar Asia juga menawarkan peluang menarik lainnya, terutama di India, Indonesia, Filipina, Singapura, Hong Kong, dan China. Meskipun ada hambatan terkait tarif, namun valuasi pasar China masih menarik, dan kami mengantisipasi langkah-langkah stimulus lebih lanjut untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di tahun 2025. Kami menganjurkan strategi barbel dengan berinvestasi pada perusahaan teknologi dan platform berkapitalisasi besar untuk mendapatkan potensi pertumbuhan, juga mengakumulasi saham-saham berkualitas yang memberikan dividen untuk stabilitas portofolio. Kami juga optimis pada emiten yang menerima manfaat dari perubahan kebijakan.
Saat ini kami lebih berhati-hati terhadap pasar ekuitas Eropa dan Jepang, dan (saat ini) tidak melihat alasan yang kuat untuk meningkatkan investasi di kedua negara tersebut. Seiring ketidakpastian politik, daya saing yang buruk, dan volatilitas mata uang domestik.
Secara keseluruhan, kami tetap optimis pada ekuitas secara umum, khususnya ekuitas AS dan Asia ex-Jepang. Kami kurang antusias dengan pasar Eropa dan Jepang, di mana kami melihat lebih sedikit peluang saat ini.
Pendapatan Tetap: Pergeseran Paradigma
Kami memperkirakan imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun akan naik menuju level 5.00% dalam 12 bulan ke depan, didorong oleh potensi tekanan inflasi yang terus-menerus dari kebijakan fiskal ekspansif Presiden Trump. Kondisi tersebut, mengingatkan untuk lebih defensif terhadap investasi obligasi, dengan beberapa strategi utama yang patut dipertimbangkan.
Dapat mempertimbangkan untuk mengurangi eksposur pada surat utang Pemerintah AS dan surat utang Investment Grade Negara Maju, khususnya pada obligasi dengan jangka waktu yang lebih panjang. Sebagai ilustrasi: ketika suku bunga naik, obligasi akan kehilangan daya tarik, terutama obligasi jangka panjang berpotensi menghadapi penurunan harga terbesar. Sebaliknya, kami lebih menyukai obligasi dengan jatuh tempo 5 tahun atau lebih pendek. Obligasi jangka pendek ini menawarkan dua keuntungan, seperti memberikan imbal hasil yang layak dalam kondisi pasar saat ini, dan kurang sensitif terhadap kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Obligasi dengan imbal hasil tinggi terlihat atraktif. Menurut pengamatan kami, penguatan Dolar AS dan tarif akan mendorong selisih imbal hasil (spread) yang lebih lebar dari imbal hasil obligasi Negara Maju dalam 12 bulan ke depan. Meskipun imbal hasil yang lebih tinggi tampak menarik, ketidakpastian ekonomi menuntut pemilihan yang cermat. Saat ini, spread imbal hasil pada obligasi berimbal hasil tinggi Negara Maju berada di titik terendah dalam sejarah, sehingga memberikan kompensasi terbatas terhadap paparan risiko tambahan. Karena itu, lebih berhati-hati saat mempertimbangkan untuk berinvestasi pada obligasi berimbal hasil tinggi pada Negara Berkembang dan Negara Maju. Namun, saat imbal hasil berada pada level tertinggi, kami menyarankan untuk akumulasi secara bertahap sebagai bagian dari strategi taktis untuk portofolio.
Investasi Alternatif: Logam Mulia Berkilau di Tengah Ketidakpastian
Investasi alternatif memainkan peran penting dalam strategi alokasi kami. Kami tetap positif terhadap emas karena cenderung berkinerja baik saat inflasi tinggi dan meningkatnya kekhawatiran terkait utang dan pengeluaran pemerintah, di saat kelas aset lain mungkin memberikan hasil negatif. Dolar AS diperkirakan akan mempertahankan kekuatannya, didukung oleh pertumbuhan AS yang relatif kuat dan pemotongan suku bunga yang terbatas. Prospek mata uang ini memengaruhi alokasi regional kami dan memperkuat preferensi kami terhadap aset AS.
Kesimpulan
Singkatnya, prospek investasi untuk tahun 2025 menghadirkan peluang yang muncul dari kelanjutan tren teknologi saat ini dan pergeseran ekonomi makro. Kembalinya Presiden Trump menghadirkan katalis pertumbuhan potensial dan risiko inflasi, sehingga diperlukan manajemen portofolio yang lebih dinamis. Dengan berfokus pada sektor-sektor yang siap berkembang, seperti teknologi, perawatan kesehatan, dan barang-barang konsumen, dan mempertahankan alokasi yang seimbang di antara kelas aset ekuitas, pendapatan tetap, dan investasi alternatif, investor dapat memantau kompleksitas pasar yang terus berkembang ini.
Perlu di ingat, bahwa meskipun pandangan ini mencerminkan analisa terbaik kami terkait peluang pasar, dalam menentukan strategi investasi pribadi Anda harus selaras dengan tujuan dan profil risiko. Untuk informasi lebih lanjut terkait produk investasi di OCBC, silahkan klik link berikut;
https://www.ocbc.id/id/individu/wealth-management